Setiap orang punya masa lalu yang kurang menyenangkan, tentunya. Begitu juga denganku, tapi itu tak masalah, yang terpenting adalah bagaimana kita berhijrah dan Istiqomah kepada-Nya, Oleh Karena Itu, jangan pernah menjudge seseorang dari masa lalunya.
Namaku Nirmayanti, Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana dan orang tua yang disiplin. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Aku cukup giat dalam beribadah kepada-NYA, seperti shalat tetap waktu, shalat sunnah, Tadarrus dan Dzikir. Aku sekarang kelas 3 SMP, Aku lumayan pintar di sekolah, sejak SD hingga SMP aku selalu mendapatkan peringkat 1 di kelas. Namun kurasa mendapat peringkat 1 tidak membuatku terhindar dari pintu menuju zina yaitu pacaran.
Tet..Tet..Tet..
Handphoneku bergetar di saku celanaku saat Aku sedang membersihkan halaman rumahku, kutatap layar handphoneku.
“Dia Nelpon.” Pikirku gembira
Langsung saja kuangkat.
“Halo, Assalamu,alaikum Nir.”sapanya dari balik handphone
“Halo, Wa'alaikumussalam, ada apa?” tanyaku
“Aku pengen ngomong sesuatu nih.” Katanya
“Ngomong apa?” tanyaku
“Sebenarnya, Aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacarku?”Tanyanya
JLEB.
Jantungku rasanya berhenti memompa darah, aliran darahku terasa berhenti, aku terdiam membeku bak mayat yang dibekukan. Bagaimana tidak, Dia Bayu Pratama, siswa beprestasi di sebuah SMA Unggulan di kotaku, ketua OSIS di sekolahnya, berbakti kepada kedua orang tuanya, baik perangainya, dan juga lelaki idaman para wanita termasuk diriku, telah menyatakan cinta padaku.
“Ini pasti mimpi.” Gumamku
Aku mencoba mencubit tanganku
“Aww, sakit, ini bukan mimpi.” Kataku masih belum percaya
Dengan terbata-bata dan tanpa pikir panjang apa akibat yang akan ditimbulkan, kujawab
“ I..I..Iya.”
“Jadi, sekarang kamu sudah sah jadi pacarku?”tanyanya
“Iya, hehe”jawabku malu.
Selanjutnya, aku menjalani hubungan ini seperti pasangan-pasangan pada umumnya.
***
Tak terasa, hubungan ini sudah berjalan 5 bulan, dan sebentar lagi adalah masa kelulusanku di SMP.
Hari itu, Aku sedang asyik membuka youtube di handphoneku, sebuah judul video mencuri perhatianku “Pacaran Haram dalam Islam”. Dengan terbata-bata, Aku membuka video tersebut dan menontonnya dengan seksama.
“Astaghfirullahaladzim, apa yang telah kulakukan selama ini,” gumamku dalam hati
“Melakukan hal yang tidak berguna bahkan berDOSA.”
Tanpa kusadari, selama berpacaran.
Dulu, Aku yang sering shalat tepat waktu, sekarang jadi shalat di akhir waktu karena keasyikan chatting dengan si dia.
Dulu, Aku yang sering Tadarrus seusai shalat, sekarang langsung mencari handphone untuk melihat pesan masuk dari dia.
Dulu, waktu luang kugunakan untuk berdzikir atau belajar, sekarang kugunakan untuk berbincang hal-hal yang tidak penting via handphone dengan si dia, bahkan nilaiku anjlok di sekolah.
Sejak saat itu, Aku sering merenung setiap malam, apa yang harus aku lakukan, memutuskan hubungan dengannya tentunya, tapi bukan itu, tapi bagaimana caraku memberitahukannya, apakah dia akan marah? Atau justru curiga dengan perubahan sikapku? Entahlah.
Handphoneku bergetar di saku celanaku saat Aku sedang membersihkan halaman rumahku, kutatap layar handphoneku.
“Dia Nelpon.” Pikirku gembira
Langsung saja kuangkat.
“Halo, Assalamu,alaikum Nir.”sapanya dari balik handphone
“Halo, Wa'alaikumussalam, ada apa?” tanyaku
“Aku pengen ngomong sesuatu nih.” Katanya
“Ngomong apa?” tanyaku
“Sebenarnya, Aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacarku?”Tanyanya
JLEB.
Jantungku rasanya berhenti memompa darah, aliran darahku terasa berhenti, aku terdiam membeku bak mayat yang dibekukan. Bagaimana tidak, Dia Bayu Pratama, siswa beprestasi di sebuah SMA Unggulan di kotaku, ketua OSIS di sekolahnya, berbakti kepada kedua orang tuanya, baik perangainya, dan juga lelaki idaman para wanita termasuk diriku, telah menyatakan cinta padaku.
“Ini pasti mimpi.” Gumamku
Aku mencoba mencubit tanganku
“Aww, sakit, ini bukan mimpi.” Kataku masih belum percaya
Dengan terbata-bata dan tanpa pikir panjang apa akibat yang akan ditimbulkan, kujawab
“ I..I..Iya.”
“Jadi, sekarang kamu sudah sah jadi pacarku?”tanyanya
“Iya, hehe”jawabku malu.
Selanjutnya, aku menjalani hubungan ini seperti pasangan-pasangan pada umumnya.
***
Tak terasa, hubungan ini sudah berjalan 5 bulan, dan sebentar lagi adalah masa kelulusanku di SMP.
Hari itu, Aku sedang asyik membuka youtube di handphoneku, sebuah judul video mencuri perhatianku “Pacaran Haram dalam Islam”. Dengan terbata-bata, Aku membuka video tersebut dan menontonnya dengan seksama.
“Astaghfirullahaladzim, apa yang telah kulakukan selama ini,” gumamku dalam hati
“Melakukan hal yang tidak berguna bahkan berDOSA.”
Tanpa kusadari, selama berpacaran.
Dulu, Aku yang sering shalat tepat waktu, sekarang jadi shalat di akhir waktu karena keasyikan chatting dengan si dia.
Dulu, Aku yang sering Tadarrus seusai shalat, sekarang langsung mencari handphone untuk melihat pesan masuk dari dia.
Dulu, waktu luang kugunakan untuk berdzikir atau belajar, sekarang kugunakan untuk berbincang hal-hal yang tidak penting via handphone dengan si dia, bahkan nilaiku anjlok di sekolah.
Sejak saat itu, Aku sering merenung setiap malam, apa yang harus aku lakukan, memutuskan hubungan dengannya tentunya, tapi bukan itu, tapi bagaimana caraku memberitahukannya, apakah dia akan marah? Atau justru curiga dengan perubahan sikapku? Entahlah.
Setelah merenungkan ini cukup lama, pada malam hari sebelum Ujian Nasional, aku menghubunginya.
“Halo, Assalamu’alaikum Nirma.” Sapanya dibalik telepon
“Halo, Wa’alaikumussalam, aku mau ngomong sesuatu nih.” Jawabku
“Oh, mau ngomong apa nih?” tanyanya
“Setelah kupikir-pikir,selama 5 bulan hubungan kita, aku merasa ini tak berguna, hanya menimbulkan dosa antara kita berdua.” Jawabku panjang
“Kenapa kamu tiba-tiba mikir begitu?”tanyanya
“Gak kenapa-napa, aku hanya ingin mengakhiri hubungan kita ini.”jawabku
Kudengar, Ia menarik nafas panjang dari balik HP.
“Ya udah, kalau menurut kamu itu yang terbaik, aku ikhlas, tapi yang perlu kamu tahu, Aku akan terus mencintaimu.”katanya
“Makasih atas kebaikanmu, Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam.”
“Halo, Assalamu’alaikum Nirma.” Sapanya dibalik telepon
“Halo, Wa’alaikumussalam, aku mau ngomong sesuatu nih.” Jawabku
“Oh, mau ngomong apa nih?” tanyanya
“Setelah kupikir-pikir,selama 5 bulan hubungan kita, aku merasa ini tak berguna, hanya menimbulkan dosa antara kita berdua.” Jawabku panjang
“Kenapa kamu tiba-tiba mikir begitu?”tanyanya
“Gak kenapa-napa, aku hanya ingin mengakhiri hubungan kita ini.”jawabku
Kudengar, Ia menarik nafas panjang dari balik HP.
“Ya udah, kalau menurut kamu itu yang terbaik, aku ikhlas, tapi yang perlu kamu tahu, Aku akan terus mencintaimu.”katanya
“Makasih atas kebaikanmu, Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam.”
“Huh, lega rasanya telah mengatakan hal ini kepada dia.”gumamku
Sejak malam itu, Aku berubah menjadi Nirma yang dulu. Nirma yang rajin mengaji, Rajin Tadarrus, Rajin Dzikir, dan nilaikupun berangsur-angsur membaik di sekolah karena semakin giat belajar.
Tak lama kemudian, setelah aku dinyatakan lulus dari SMP, orang tuaku memutuskan untuk pindah ke Raja Ampat, tentu saja Aku dan Adikku harus ikut. Sedih rasanya meninggalkan teman-teman dan keluarga yang lainnya.
Di Raja Ampat, Aku melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Raja Ampat. Disinilah titik balikku, saat aku dipertemukan dengan 6 orang sahabat yang sangat baik, yang mengantarkanku menuju jauh lebih taat dari sebelumnya. Mereka adalah Hana, Dewi, Fitri, Mutohhir, Farhan, dan Husni. Kita selalu bersama-sama pergi ke Kajian mingguan, Tabligh Akbar, Dzikir bersama, Seminar Islami,dll.
Mereka mengajarkan bagaimana harus beristiqomah kepada-Nya, dengan Shalat tepat waktu, Tadarrus, Dzikir, dan bagaimana mengerjakan Sunnah-Sunnah lainnya. Banyak tantangan yang kami lalui dalam proses hijrah dan istiqomah kepada-Nya, tapi kami menjadikan itu semua sebagai pembelajaran untuk kedepannya.
Tak lama kemudian, setelah aku dinyatakan lulus dari SMP, orang tuaku memutuskan untuk pindah ke Raja Ampat, tentu saja Aku dan Adikku harus ikut. Sedih rasanya meninggalkan teman-teman dan keluarga yang lainnya.
Di Raja Ampat, Aku melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Raja Ampat. Disinilah titik balikku, saat aku dipertemukan dengan 6 orang sahabat yang sangat baik, yang mengantarkanku menuju jauh lebih taat dari sebelumnya. Mereka adalah Hana, Dewi, Fitri, Mutohhir, Farhan, dan Husni. Kita selalu bersama-sama pergi ke Kajian mingguan, Tabligh Akbar, Dzikir bersama, Seminar Islami,dll.
Mereka mengajarkan bagaimana harus beristiqomah kepada-Nya, dengan Shalat tepat waktu, Tadarrus, Dzikir, dan bagaimana mengerjakan Sunnah-Sunnah lainnya. Banyak tantangan yang kami lalui dalam proses hijrah dan istiqomah kepada-Nya, tapi kami menjadikan itu semua sebagai pembelajaran untuk kedepannya.
Nirmayanti, Raja Ampat
note :
* sebagian besar adalah fiksi, namun nama Tokoh seperti Nirma beserta 6 teman lainnya adalah nama sebenarnya.
*nama asli "si dia" disamarkan. hehe
Semoga "si dia" baca 😂😂😂
*cerpen pertama
Comments
Post a Comment